السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الْحَمْدُ للّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ . Ashadu an laa ilaha illallah wa ashadu anna muhammadan rosulullahi SAW. Wa ’alaa alihi wa ashaabih. Amma ba’du. :
Rasulullah telah bersabda : ”Wanita itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, karena kecantikannya, karena nasabnya, karena agamanya. Maka pilihlah alasan menikahinya karena agamanya. Kalau tidak maka rugilah engkau”
Karena Hartanya.
Harta itu adalah salah satu dari fitnah dunia, apabila harta telah di miliki oleh seseorang maka harta itu menjadi fitnah dan cobaan baginya, memilih istri hanya karena harta kekayaannya saja berarti dia telah memilih untuk memiliki fitnah dan cobaan, ditambah lagi istri itu sendiri adalah cobaan,
(Attaghabun, 64:14) : Hai orang-orang mu'min, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu (kadang-kadang isteri atau anak dapat menjerumuskan suami atau ayahnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak dibenarkan agama.),maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan berdamai (tidak memarahi) serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Attaghabun, 64:15) Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.
Maka Nabi menekankan kalian akan rugi, bila alasan menikahinya karena kekayaannya.
Harta itu bernilai nol, angka nol akan ada harganya kalau didepannya ada angka lain selain nol, angka lain itulah agama. Bila orang memiliki harta, harta itu haqiqinya sangat hina, lebih hina dibandingkan dengan bangkai anak kambing di
Jadi janganlah calon suami hanya memilih perempuan hanya semata-mata karena hartanya. Dijamin akan rugi.
Karena Kecantikannya
(Al Infithar, 82:6 , 7 , 8 )
Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha mulya. - Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, -
Dalam bentuk rupa apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.
Sebenarnya seluruh rupa manusia ini sudah sebaik-baiknya rupa. Maka janganlah memilih kecantikan wajahnya menjadi alasan memilih seorang istri.
Memilih kecantikannya saja tanpa melihat agamanya, dijamin kecantikan itulah yang akan mengakibatkan bencana. Wajah dibuat oleh Allah tidak untuk mengangkat derajat orang sesuai dengan dalil : ” Allah tidak memandang rupa kalian dan harta kalian, melainkan Allah memandang hati kalian dan amal kalian”.
Karena Keturunannya.
Sebagian besar orang arab saat itu, betul-betul menjadikan keturunan sebagai patokan derajat manusia. Bila setelah perkawinan terjadi, ternyata diketahui derajat suku dan keturunan suaminya itu lebih rendah dari yg mereka lihat maka keluarga si perempuan berusaha agar bercerai, dengan alasan derajatnya berbeda. Bahkan di sebagian jazirah arab binatang kuda pun dicatat dari keturunan apa. Betul-betul tidak boleh dikawinkan dengan kuda sembarangan, karena nanti mengakibatkan adanya keturunan yang kurang bermutu. Tetapi untuk manusia haqiqi nya beda, mutu manusia itu adalah dari keimanan dan ketakwaanya.
Bila ada seorang laki-laki mendapatkan istri dari keturunan suku yg mereka anggap tinggi maka ia merasa bangga dan merasa derajatnya ikut naik, padahal
(Al an’am, 6:132) : Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat sesuai dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lupa dari apa yang mereka kerjakan.
Saya pernah dialog dengan salah satu orang Yaman di Masjidil haram, yang warna kulitnya coklat agak gelap...Saat ada perempuan Yaman melintas, laki-laki Yaman yg saya ajak dialog mengatakan “Ini adalah salah satu dari suku kami di Yaman”, ...orangnya tinggi, putih, cantik. Kemudian ia saya tanya “Kenapa kamu dulu tidak menikahi yang seperti itu ?”, “O... tidak bagus karena suku saya kulitnya agak coklat tua, jadi adat kami menilai itu kurang baik karena nantinya bila memiliki keturunan tidak asli dari suku kami”, jawabnya.
Saya juga pernah dialog dengan salah satu orang
Inilah salah satu alasan orang mencari istri di lihat dari sisi nasabnya. Namun nasab pun akan membawa bencana bila tidak didasari agama.
Karena Agamanya.
Sepatutnya kita malu, apabila menikahkan anak gadis kita dalam keadaan yang memprihatinkan, terutama agama nya masih kurang baik. Misalnya belum bisa baca Alqur’an dengan baik dan benar, sholatnya masih belum dengan kesadaran sendiri, kalau tdk disuruh suaminya belum berangkat sholat, do’a malam tdk terbiasa, menghormat suami tdk mengerti, menjaga najis belum bisa, dsb. Tetapi orang tua jamaah saat ini umumnya malu kalau menikahkan anaknya kalau nggak tamat sekolahnya. Padahal kalau anak gadisnya itu jadi mubalighot yang sholihat, pandai dan khusu’...apakah malu menikahkan anak gadis tsb. Marilah kita malu kalau agamanya yg jelek bukan sebaliknya. Marilah kita menghantarkan mereka memasuki gerbang rumah tangga mereka dalam keadaan memenuhi syarat agama. Insya Allah keluarga jamaah akan rukun dan damai. Kalau kelompok terkecil dari masyarakat jamaah, yaitu sebuah keluarga baik, maka jamaah ini akan baik dan berkembang dengan pesat. Amiin.
(Aa menikahimu karena Agamamu, De…)
Wabillahi taufiq wal hidayah,
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
1 komentar:
so sweet honey....
Posting Komentar